Social Care Hari Kedua; Get Suwung Away

Sabtu, 31 Desember 2011

Recommended untuk baca dulu Social Care Hari Pertama. :)

Hari itu tanggal 22 Desember 2011 alias hari ibu. Tapi kelompok Maxiimal sama sekali nggak mempersiapkan kegiatan apapun yang berkaitan dengan hari ibu. Boro-boro kegiatan berkaitan hari ibu, kami malah berencana kegiatan hari itu masih sama dengan hari yang sebelumnya. Lagipula pengurus panti mengadakan kerja bakti. Jadi nggak ada acara yang spesifik dari kelompok Maxiimal.

Conduct Your Emotion to The Grass
Setelah sholat Dhuha, kegiatan kami kerja bakti membersihkan halaman panti. Bersama anak-anak Ikhmal, kami mencabuti rumput. Karena saya pikir di berbagai tempat yang namanya mencabuti rumput itu sama, nggak usah saya jabarin ya. Hehe.

Kiri: Luthfi (putih) dan Jujuk (biru). Kanan: Saya (ijo) dan Ariany (biru). Tengah: bapak panti.

Ada Dalilah juga lho (kanan putih)

Waktu itulah saya baru tahu kalau Dalilah takut kodok dan suka banget lihat putri malu (Mimosa pudica). Haha. Oh iya, Cacak nggak ikut kerja bakti karena hari ini giliran dia masak.

More Than Words
Bukannya ramai kayak hari sebelumnya, hari kedua ini cuma sedikit yang mau keluar kamar. Bahkan yang ikut sholat Dhuha pun sedikit. Akhirnya kami memutuskan untuk main Scrabble (yang ikut pun nggak seramai Scrabble hari pertama).

Dari kiri: Cacak, Ariany, saya, dan Jujuk. Yang tiduran itu Mas Agus.

Beberapa anak Ikhmal yang ikut Scrabble. Dari kiri: Ilham, Sodin, Roqim, dan Anas.


Saat itu saya baru tahu kalau ternyata banyak anak Ikhmal yang sakit flu, jadinya nggak bisa ikut kegiatan. Dan mungkin juga masih pada capek setelah kerja bakti.


Zenith
Seusai Dhuhur, kami benar-benar kehabisan ide ingin melakukan apa. Kebanyakan anak Ikhmal malah tidur. Ya saya bisa maklum sih. Apalagi siang itu anginnya semilir banget. Saya juga jadi ikutan ngantuk. Sayangnya nggak boleh ketahuan tidur pas social care. Hmm.

Ada beberapa anak Ikhmal yang baca koran juga sih. Saya, Ariany, Cacak, dan Dalilah ikutan baca di meja depan kantor. Sedangkan Luthfi dan Jujuk main musik di aula.

Dari kiri: Ariany, Dalilah, saya, Sodin, Huda, dan Ilham.

Tahun lalu Ikhmal 2 juga dijadikan tempat social care. Saya tanya sama Huda kegiatan mereka ngapain aja. Dia bilang ngadain games-games. Pas itu saya dibisiki Cacak kalau di foto kelompok social care tahun lalu, anak-anak Ikhmal pada bawa hadiah. Akhirnya kami berencana untuk mengadakan games besoknya. Bukan cuma games, tapi rencananya ada hadiah untuk yang menang. Boleh sih. Nah daripada suwung kayak begini?

Saya juga minta maaf sama Huda untuk kesuwungan hari ini. Dia malah bilang, "Aku juga minta maaf ya, Mbak. Tadi malah aku tinggal tidur." Eh, kok ngaku?

Tak lama kemudian, Sodin, Huda, dan Ilham balik ke kamarnya. Dalilah dan Ariany malah mulai saling curhat. Akhirnya saya dan Cacak bergabung dengan rombongan Luthfi-Jujuk di Aula. Ternyata disana lumayan ada banyak anak. Ada yang main gitar, ada yang main catur. Tapi dengan santainya si Jujuk malah tidur. -_-

Kelas gitar dadakan oleh Luthfi. Yang di kiri Luthfi namanya Febi. Yang didepan Luthfi namanya Arif.

Saya dan Cacak ikut-ikutan main catur padahal sama-sama nggak ngerti catur. Waktu saya coba main catur versus Cacak, malah diketawain. Masalahnya kita mainnya maju mundur. Hahaha. Anehnya, pas giliran Cacak main, Jujuk ngasih tahu harus jalan kemana (Jujuk udah bangun). Tapi pas giliran saya yang main, Jujuk juga ngasih tahu saya harus jalan kemana. I, ini bukannya sama aja Jujuk main sendirian ya?

Piket
Yak, seperti biasa sehabis Ashar pasti piket. Hari ini saya dapet bagian bersihin aula. Setelah piket, kelompok Maxiimal rapat dulu di office membahas games-games untuk besok. Ada enam lomba lho. Mau tahu? Baca posting hari ketiga ya.



-anggi-
1 Jan 2012
13:20

NB: Ini udah tahun 2012 ya?


Social Care Hari Pertama

Jumat, 23 Desember 2011

Terinspirasi kakak-kakak kelas yang memposting kegiatan social care di blog, saya juga jadi pengen ikutan. FYI, biasanya yang mau social care itu bingung mau ngadain kegiatan apa. Lewat posting-posting kayak gitulah saya jadi punya referensi dan gambaran social care. Ya selain share pengalaman juga sih. Nah siapa tahu ada adik kelas atau siapapun yang tidak sengaja menemukan posting ini kececer di Google dan bisa dapet gambaran social care. Hahaha.

Well, tanggal 21-24 Desember 2011 sekolah saya mengadakan acara Social Care. Ya semacam kerja kelompok sosial di panti-panti, misal panti asuhan, panti jompo, panti cacat ganda, dll. Hmm... Ini memang program wajib untuk kelas XII sih. Jadi, tiap tahun insya Allah ada.

Kebetulan saya dapat di Panti Asuhan Ikhlasul Amal 2 (Ikhmal 2). Begitu saya baca dimana alamatnya... WHAT? Ketileng? Itu super duper jauh dari rumah saya di Manyaran. Menurut teman saya, Sidiq, Manyaran-Ketileng jaraknya 20 km lho.


Untuk transportnya saya numpang Ariany yang rumahnya Ngaliyan (pokoknya searah kalau dari Manyaran mau ke Ketileng). Huhuhu. Terharu dia rela boncengin saya naik motor selama 4 hari berturut-turut mengarungi luasnya Semarang. :D Thank you so much, girl!

Selain saya dan Ariany, kelompok social care di Ikhmal 2 ada Luthfi, Cacak, Dalilah, dan Jujuk (selanjutnya saya sebut kelompok Maxiimal ya). Sejak sebelum social care dimulai, kita udah bolak-balik kesana. Pertama, cari alamat (yang absurd. Berangkat, tahu tempatnya, terus langsung pulang). Yang kedua, nganter berkas-berkas dari sekolah sekalian survey ke pantinya. Mulai dari tanya-tanya data panti, tanya-tanya data anak-anak asuh, sampai nyusun rencana mau ngapain pas social care. Jujur aja kita bingung banget mau ngapain pas social care. Takutnya kalau nanti acaranya malah suwung atau sepi.

Akhirnya disepakati acara pertama sholat Dhuha berjama'ah, terus acara edukasi, dilanjut sholat Dhuhur berjama'ah, acara bebas, sholat Ashar berjama'ah, dan yang terakhir piket. Nah, bingungnya itu di acara sehabis Dhuha dan Dhuhur. Mau ngapain coba? Edukasi tu apa? Belajar? Games? Well, setelah diberi jadwal kasar itu, saya malah jadi galau sendiri (eh, galau bersama satu kelompok ding. Hehe). Mana sebelum social care itu saya banyak Try Out dari bimbel. Huuff...

Pembukaan
Setelah sholat Dhuha di hari pertama, ada acara pembukaan. Sambutan-sambutan gitu deh. Begitu si pembawa acara (yang kemudian saya tahu namanya Mas Ali) bilang, "Selanjutnya sambutan oleh kakak-kakak dari SMA 3," sret! Cacak dan Luthfi langsung nengok ke arah saya. Apa boleh buat. Nah karena saya tahu anak-anak tidak suka pidato panjang, sambutan saya singkat saja. Sip!

Ice Breaking with English?
Setelah itu, kelompok Maxiimal memutuskan untuk ngobrol-ngobrol dulu dengan anak-anak Ikhmal 2. Karena ada 30-an anak, akhirnya dibagi menjadi dua kelompok, kelompok SMP dan SMA. Cacak dan Luthfi lagi-lagi nengok ke saya pas ditanya siapa yang mau di kelompok SMA. It makes me a bit nervous. Kenapa? Saya belum bilang kan kalau Ikhmal 2 isinya anak-anak cowok semua? Yap, itulah. Cacak dan Luthfi kebagian ngobrol bareng adik-adik SMP, sedangkan saya dan Ariany kebagian mas-mas. -_-

Meskipun begitu, dua kelompok itu sempat dijadikan satu lagi karena Cacak dan Luthfi gagal mengatasi kesuwungan. Tapi selanjutnya dibagi lagi menjadi per kelompok empat orang untuk belajar Bahasa Inggris. Bukan ide yang buruk sih. Sedikit bingung sih mau ngajarin apa. Akhirnya saya ngajarin kosakata. Hehe.

Salah satu anak Ikhmal di kelompok saya sudah pada jago kok. Ada Arif, Nur, Hasan, dan Kemal. Anak yang namanya Kemal ini masih SMP, nggak kayak tiga yang lainnya yang sudah SMA. Di acara itu, dia nggak pernah ngomong kecuali nyebut nama. Waktu saya tanya satu pertanyaan, dia tetep nggak mau ngomong. Waktu saya ajak bercanda, dia juga nggak ngomong apalagi ketawa. Misteri.

Scrabble and Guitar
Kerasa ada yang kurang? Ada yang sengaja saya kurangi lho. Tahu apa?

Jujuk dan Dalilah memang nggak ada pas acara sesudah Dhuha tadi. Di panti itu ada usaha air isi ulang. Nah Jujuk bantu-bantu disana. Sedangkan Dalilah bantu-bantu ibu panti masak. Tapi sebelum Dhuhur mereka balik lagi kok.

Setelah Dhuhur, ternyata Luthfi bawa Scrabble. Langsung aja kita main bareng. Anak-anak Ikhmal 2 juga kelihatan penasaran sama mainan itu. Padahal yang main cuma lima sampai enam orang, tapi yang ngrubutin banyak banget. Mereka pada pinter main Scrabble lho.

Di panti juga ada alat-alat musik, semacem gitar, bass, drum, sampai rebana. Si gitaris AllSize, Luthfi, langsung main gitar sama anak-anak Ikhmal yang juga pinter main gitar. Jujuk juga ikutan main gitar sih. Cukup sesuatu main Scrabble diiringi gitar. Hehe.

Sayang banget nggak ada yang bawa kamera. Tapi okelah...

Piket
Sehabis Ashar ada jadwal piket. Ya intinya bersih-bersih panti gitulah.

Selesai piket, terus pulang deh. Tunggu postingan Social Care Hari Kedua ya.




-anggi-
28 Des 2011
16:47

Undelivered Gift

Kamis, 15 Desember 2011

Oke, ini konyol. Bukan kekonyolan siapapun, tapi begitu diceritakan kejadian ini begitu lucu. Jadi begini. Tanggal 14 Desember kemarin teman saya, Zivya, ulang tahun. Dari tanggal 13 saya sudah menyiapkan kado. Memang sih, ada pikiran kalau dia mungkin nggak masuk karena minggu ini kegiatan di sekolah cuma classmeeting. Tapi saya tetap optimis dia masuk (entah deh saya mikirnya gimana).

Taraaaa~~~
Ternyata dia nggak masuk beneran.

Oke, dikasih hari Jum'at pas terima raport aja. Mungkin dia ikut orang tua terima raport.
Taraaaa~~~
Dia nggak ikut.

Okelah nasibku dan nasibmu. Hehe.

Paracord Again
Tapi sebenarnya bukan itu inti dari posting kali ini. Saya pernah bilang di twitter kalau saya mau main paracord lagi setelah Ulangan Akhir Semester berakhir. Nah, hasil dari bermain paracord inilah yang sebenarnya mau saya kasih sebagai kado untuk Zivya bersama satu kado lain.

Cara membuatnya masih sama seperti posting saya yang sebelumnya (ini linknya). Buka dulu deh linknya. Disitu ada videonya. Play ya, biar nggak bingung.

Kemarin ada masukan untuk memendeki kepangan yang diatas bola supaya tidak terlalu panjang. Terus supaya lebih kelihatan kegunaannya, saya tambahkan ring "penggantung" yang biasa digunakan untuk gantungan kunci.

Oh iya, kemarin juga ada masukan supaya warnanya tidak hanya hitam, biar kesannya nggak suram. Jadi saya pilih warna merah. Supaya tidak monoton seperti yang sebelumnya, saya beri aksen hitam di kepangannya.

Extraordinary
Untuk kemasan kado, supaya tidak terkesan biasa, saya tidak membungkus isi kado dengan kertas kado. Jadi saya bikin kubus tanpa atap untuk membungkusnya. Bahannya simpel, hanya menggunakan kertas tebal, plastik bening, stapler, dan pita.

Pertama buat grid-grid persegi seperti gambar di bawah ini menggunakan kertas tebal.


Persis ya, 3 x 3 kotak. Ukuran bisa disesuaikan dengan isi kado. Kalau sudah, potong pada garis putus-putus.

Sudah? Tekuk dan bentuk menjadi kubus seperti ini:


Habis itu tinggal sisi-sisinya disatukan pakai stapler atau selotip. Kalau saya lebih suka pakai stapler.

Isikan isi kado ke kubus, lalu bungkun dengan plastik bening. Lebih bagus pakai plastik bening yang ada gambarnya. Lalu, ikat bagian atas dengan tali atau pita.

Taraaa~~ Begini nih jadinya. Kawai deshou?

Unforgettable Moment
Fiuuh... Akhirnya jadi juga. Tapi mau tahu sesuatu yang lebih lucu?

Begitu Zivya saya hubungi beberapa hari sesudahnya, ternyata tanggal 14 itu dia masuk, tapi nggak masuk ke kelas. (-___-) Entah saya harus ketawa atau ngakak. Ini juga kekonyolan saya sih. Kenapa nggak SMS dulu? Zaman sekarang HP udah banyak. Haha.

Happy birthday, Zivya~ Wish your dreams come true...


Oh we've got a long long way to go
to get there
we'll get there
But oh, if there's one thing that we know
It's that we will not grow old
(Lenka - We Will Not Grow Old)

-anggi-
17 Des 2011
11:11

NB: Happy holiday~!

Cake Moment

Rabu, 07 Desember 2011


White cream on a windy day
The chocolate on a wet day
Plus the cherries on tenth month
Outside the yummy brown chiffon

Hey...
Such a lovely cake
Though the sky seems like a grey lake
And I just don't want to be fake
Seeing memories in a glass of milkshake



-anggi-
8 Des 2011
11:45


NB: This is an effect of "copying" Beni who likes making poetry. And why cake? Hmm... It's sweet. Hehe.

Ribbon and Paracord Day

Kamis, 01 Desember 2011

Udah pada tau lah kalau 1 Desember itu hari AIDS sedunia. Plus... Selama saya di Smaga, selalu ada yang mengingatkan. Terima kasih ya, PMR, atas pita imut yang menambah keimutan seragam. Hehe.

Hmm... Sebenarnya saya selalu ingat tanggal 1 Desember sih. Gimana enggak? IBU ULANG TAHUN~

Tapi tahu enggak? Saya belum ngasih ucapan selamat. Emang rencananya sih nanti sore pas ibu pulang kantor, tapi barusan saya kepikiran, ibu mikirnya aku lupa ulang tahunnya nggak ya?

Maksud saya itu mau ngasih kado buatan tangan gitu yang saya bikin hari ini juga. Ya sudahlah... Semoga ibu pulang cepat yak.

Anyway, this is the handicraft...

Jadi ceritanya itu gantungan kunci. Bahannya dari tali kur (paracord), tali yang biasa dipakai untuk topi rotan pramuka. Butuh sekitar dua tali yang terpisah. Kurang lebih satu tali 1 meter dan yang satunya 2 meter.

Bagian yang bentuknya bola itu point of interest-nya. Dalamnya ada kelereng, terus dibalut-balut pakai paracord yang panjangnya 2 meter. Bagian "penggantung" itu kepangan lho. Plaits! Bukan kepang biasa, tapi kepang pakai empat tali. Jadi sisa tali yang digunakan untuk membalut kelereng dipadukan dengan tali yang 1 meter.

Kalau mau lengkapnya, coba lihat video-video yang menginspirasi saya ini. Untuk pengupload video-video ini, arigatou gozaimashita ne~



dan...



Mungkin kurang rapi. Mungkin tidak sebagus pembuat profesional. Akan tetapi ini buatan original saya. Semoga ibu senang ya...

Happy birthday, Mom... Wish you a happiness. Wish your dreams come true.



-anggi-
1-des-2011
15:53

My Dearest School

Jumat, 18 November 2011


Sudah banyak orang Semarang yang tahu kalau SMP 2 Semarang dan SMA 3 Semarang itu sudah ada sejak zaman Belanda. Saya juga sudah tahu sih, tapi sewaktu dulu ada foto jadul kedua sekolah itu di Museum Ranggawarsita, tetep aja kagum. Apalagi itu sekolah saya. :)


Kebetulan sewaktu ngubek-ubek file, ada foto ini. Pamer deh.



-anggi-
19/11/2011
14:02

Cerita Si Bosan Daging

Selasa, 08 November 2011

Idul Adha sudah berlalu sejak dua hari yang lalu. Alhamdulillah saya ikut sholat Id dan ada sejumlah hewan ternak di masjid dekat rumah saya. Hehe. Seperti biasa, keluarga saya dapat daging kurban (entah mengapa. Mungkin karena dagingnya sisa banyak). Dan sudah terhitung tiga hari sejak hari raya itu ibu saya masak daging. Ya tentu dong saya juga makan berlauk daging pula.

Saya bukan pecinta daging sih. Jadinya agak eneg juga tiap hari makan daging. Tapi saya tahan-tahanin lah sampai daging di rumah habis semua. Kagak tega sama ibu dan orang-orang. Gimana enggak, banyak yang pengen makan daging kok ya saya ngeluh cuma gara-gara bosen.

Meski bagitu, waktu hari ini ibu nggak ada di rumah, saya diem-diem bikin mi. Nah gimana ya, eneg maksimal sih. Hehe. Eh, tau-tau si adik dateng. Dia bilang, "Bikin mi, Mbak?"

Saya ngangguk terus bilang, "Agak bosen makan daging."

Nah malah si adik curhat, "Sakjane* aku juga, tapi pas kemarin bilang bosen daging malah dimarahi ibu." Dan dengan innocent-nya dia ambil piring sama nasi, terus makan pake lauk daging lagi.

Ahahahaha. Maaf ya adik. Lain kali sabarlah dikit biar bisa dapet mi. XDD




-anggi-
8/11/2011
19:12

Borobudur Tells Something (part 2)

Sabtu, 22 Oktober 2011

Well, yah. I'm here after longing so long. I don't really know why I come back too late. I'm sorry. Better late than never, right? Okay, let's continue discussing about our great heritage which save its own story. What else? It's Borobudur!

Kalau di part 1 kita sudah membicarakan relief, mari kita bicarakan hal yang betul-betul tiga dimensi sekarang. Hmm... Let me see. Sebenarnya sangat buanyaak benda-benda tiga dimensi di Borobudur, seperti arca dengan berbagai macam bentuk dan arsitektur seni terapan lainnya. Namun karena keterbatasan sumber, saya hanya akan membahas arca Budha, arca singa, dan saluran pembuangan air. Check it out!

Arca Budha



Ya pasti sudah pada tahu dong di candi ini banyak sekali arca Budha. Namun ternyata masing-masing arca punya keunikan lho. Mau tahu keistimewaannya? Coba lihat posisi tangannya. Itu tuh yang mengarah ke bawah. Arca dengan posisi tangan seperti itu ada di sisi candi bagian timur (kalau nggak salah. Hehe. Maaf... Maaf... Lupa). Nah kalau di sisi barat sudah beda lagi. Apalagi di sisi selatan dan utara.

Arca Singa

'

Tidak hanya di China, di Jawa pun singa juga sering dibuat arca. Tapi tentu aja beda. Coba perhatikan gambar arca singa di Borobudur (atas) dengan patung singa versi China di bawah ini.


sumber: lolosad.com

Bagaimana? Beda kan? Singa versi China digambarkan dengan banyak ornamen China dan muka garang. Sedangkan singa versi Jawa digambarkan dengan ornamen dan tata rambut ala Jawa dan muka dengan toothy smile. Menurut Pak Agus (tour guide saya waktu itu), hal tersebut menggambarkan pribadi masyarakat setempat waktu itu ramah dan murah senyum. Seperti orang Indonesia dulu hingga nanti kan?

Saluran Pembuangan Air
Tadi sudah saya katakan, selain seni murni seperti arca, ada juga seni terapan. Seperti pembuangan air yang dibentuk seperti kepala singa ini.



Jadi semisal hujan deres, air nggak akan menggenang karena dibuang/ disalurkan lewat sini. Airnya keluar lewat mulut singa yang terbuka. Nah hal tersebut menunjukkan bahwa waktu itu tidak hanya seni, tapi juga arsitektur sudah maju.


Hmm... Kaya sekali ya budaya kita. Ini aja baru satu candi dan sudah menyimpan banyaaaak sekali cerita. Ini aja baru di Jawa Tengah, belum di Jawa yang lain atau pulau yang lain. Ini aja baru di Indonesia, belum di belahan dunia yang lain. Oh, manusia memang unik.

Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. ..." (Ar-Ruum : 42)



-anggi-
Sabtu, 22 Okt 2011
21:06 WIB

Borobudur Tells Something (part 1)

Kamis, 30 Juni 2011

Siapa sih yang nggak tau Candi Borobudur? Saya yakin sebagian warga dunia pun tahu. Candi Budha ini pernah masuk dalam 7 Keajaiban Dunia. Maka dari itulah dia cukup terkenal.



Saya sudah pernah kesana 3 kali lho. Pertama waktu masih kecil, jadi cuma ingat samar-samar kalau Borobudur bertuknya mblenduk-mblenduk. Kedua pas SMP dan waktu itu saya sudah sadar kalau orang-orang zaman Dinasti Syailendra pasti bangga bisa membangun candi ini. Ketiga pas SMA (liburan Waisak tahun ini lho). Saya belum pernah bosan pergi kesana. It's so amazing! Hebat buanget! Apalagi setelah tahu cerita-cerita di dalamnya. Hmm... Disini saya tidak ingin bercerita tentang letak, pemugaran, dll-nya (itu sih ada di Wikipedia), tapi relief dan stupa. Ingat, RELIEF dan STUPA.

Untuk awalan, perlu diketahui bahwa Candi Borobudur itu dulunya adalah sekolah. Nah, tingkatan candi (Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu) sebenarnya juga semacam tingkatan kelas. Sedangkan relief-relief di dinding candi merupakan bahan yang diajarkan. Tapi jangan dikira kita bakal menemukan ukiran rumus s=v.t atau sistem periodik unsur ya. Hehehe. Yang diajarkan di sekolah ini adalah filsafat. Anyway, tahu kerajaan Sriwijaya kan? Yang sudah lulus dari sini, bisa dikirim ke sana lho.

OK. Berikut adalah sebagian kecil dari relief di Candi Borobudur (kalau semua, yakin deh nggak cukup waktu sehari untuk nulis postingan).

Kapal Samudra Raksa


Relief kapal ini menunjukkan kalau dari dulu bangsa kita memang bangsa maritim dan nenek moyang kita memang pelaut. Horeee! Menurut cerita di relief, kapal ini sudah pernah berlayar di Samudera Hindia hingga mencapai Madagaskar dan Ghana. FYI, seseorang (kalau nggak salah Philip Belae) mencoba membangun kembali kapal ini. Kapal bangunannya itu sekarang ada di Museum Samudra Raksa Borobudur.

Pohon Kalpataru

Orang-orang zaman dahulu menjadikan pohon Kalpataru sebagai simbol green peace. Coba ingat! Apa nama penghargaan yang diberikan kepada orang yang berjasa pada lingkungan? Yak betul, Kalpataru! Mungkin ini asal usulnya ya? Hehehe. Oh, iya. Diceritakan juga pohon Kalpataru ini dijaga oleh dewi yang berbadan burung.

Cerita Raja yang Budiman

Di salah satu bahan yang diajarkan di Borobudur, ada sebuah cerita tentang seorang raja yang memberikan matanya. Begini ada seseorang yang buta dan ia ingin menguji kearifan raja di negerinya. Dia mendatangi raja tersebut dan memohon bantuan. Tak disangka, dengan kerendahan hatinya sang raja memberikan matanya untuk orang buta tersebut. Cerita ini bernilai moral seorang pemimpin yang tidak memikirkan dirinya sendiri dan dekat dengan rakyatnya.

Tapi setelah saya melewati relief ini saya jadi berpikir. Kenapa raja itu tidak memberi bantuan medis saja ya? Kalau mata, kan belum tentu si orang buta itu secakap dirinya. Hahaha. Ah, namanya juga cerita.

Eh, foto relief itu dilihat dari kiri ke kanan ya.

Berbagai Macam Posisi Tangan

Posisi tangan yang seperti ini berarti ketenangan dan penuh ide. Tiga jari yang berdiri melambangkan skill, work, dan power. Sedangkan dua jari yang membentuk lingkaran melambangkan lingkaran sukses bila skill, work, dan power ini jadi satu. Filsafat sih...


Pemberian rencana yang baik. Di foto relief (kanan) menceritakan seorang raja yang sedang memberikan penjelasan dan rencana yang baik, bukan seperti diktator yang menunjuk-nunjuk.


Kalau tangan yang seperti ini berarti memberi penghormatan. Saya pikir, yang terakhir ini sudah umum ya? Jadi cukup menangkupkan dua tangan sudah menandakan penghormatan kepada lawan bicara. FYI, sebegian besar orang Asia menggunakan posisi tangan ini.

At last...
Semakin ke atas, semakin relief-relief di dinding candi berkurang. Mengapa? Karena orang-orang percaya semakin tinggi tingkatan seseorang, semakin tidak ada apa-apa lagi. Lihat aja di tingkatan candi paling atas nggak ada relief sama sekali kan? Yang ada hanya stupa mengarah ke atas yang menandakan hubungan dengan Yang Maha Kuasa.



Nah itulah sebagian kecil (banget) penjelasan dari relief-relief yang ada di Candi Borobudur. Bagaimanapun juga, filtering dulu ya. Yang sesuai atau baik dijadikan pembelajaran dan yang kurang sesuai digunakan sebagai wawasan saja. Sungguh amazing kan nenek moyang kita? Semoga kejayaan zaman dahulu bisa terulang bahkan lebih baik lagi. Amin.

Oh iya. Cerita tentang stupa-stupa di part selanjutnya ya. Thank you...



-anggi-
1 Juli 2011
11.43



NB: Penjelasan di atas tadi sumbernya dari Pak Agus, salah satu tour guide di Borobudur. Kalau ingin menyewa guide, siapkan uang sekitar 75 ribu dan have a nice trip!
 

2009 ·Semanggi 4 Jari by TNB