Thirty Five In One

Kamis, 28 April 2011

I never thought my second year in SMA 3 Semarang will last next June. Why is it so fast? Besides there will be 10 days with UKK (Ulangan Kenaikan Kelas), I will be in third grade for sure. Aaaaah~ I have not ready yet.

And~

My fun classmates will be separated. We will get new classmates. Uh... I'll surely miss you, guys. Every moment passed will be memorized in my heart (insya Allah. hehehe). Introducing ourselves to each other, facing dementor (hehe), togetherness on Ramadhan, having fun in Bali, getting dark aura in History 1, Ligasha moment, also Smaga Cup, dramas, having same jackets, and many many many more things I can not mention one by one. If I had had long arms like Luffy, I would have hugged you all. :D

I do wish to close this semester with happiness. So, where ever we will go for "farewell", whether staying a night together or just walking around in a day full, the most crucial is our togetherness, right?


Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me, for sure
That's what friends are for
For good times and bad times
I'll be on your side forever more
That's what friends are for
(Stevie Wonder - That's What Friends Are For)



P.S. Always count on me? Insya Allah ya. On your side forever more? Nothing lasts forever. Hehe.



-anggi-
dedicated for XI IPA 6 SMA 3 Semarang 2010/2011
April 28 2011
9:38 PM

Ranah 3 Warna; 3 Negeri Berbeda

Senin, 04 April 2011

UTS telah berlalu, Kawan. Yei!

Tahu tidak? Kadang-kadang jenuh juga belajar seharian. Di dalam kamar, di depan meja, buku-buku terbuka, pensil berserakan, dan ditemani segelas teh. Bosan. Namun tentu saja saya tidak tenggelam dalam kebosanan (menyiksa diri mah itu namanya). Kebetulan sebelum UTS berlangsung, saya sempat ke Pesta Buku Murah di Gedung Wanita dan mendapatkan novel 473 halaman ini (dengan harga cukup murah lho). Ranah 3 Warna.

Novel karangan Ahmad Fuadi ini merupakan seri kedua dari trilogi Negeri 5 Menara. Ya cara-caranya volume dua gitu deh. Saya tahu novel ini gara-gara Birru (kelas X-4), temen di KPS-Kapa, minjemin novel Negeri 5 Menara. Ceritanya bagus banget deh. Tentang perjuangan meraih mimpi gitu. Intinya ya kalau punya mimpi harus dicapai. Alif, tokoh novel ini, semangatnya terpompa oleh kalimat man jadda wajada (siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil). Kehidupannya di Pondok Madani yang jadwalnya ketat pun dapat terlewati.

Nah, itu sekilas dari Negeri 5 Menara. Ranah 3 Warna tetap masih punya hubungan dengan Negeri 5 Menara. Kalau di Negeri 5 Menara menceritakan Alif ketika di Pondok Madani, Ranah 3 Warna menceritakan Alif ketika sudah lulus dari Pondok Madani. Menurut saya, biarpun pembaca belum membaca Negeri 5 Menara, masih tetap bisa mencerna Ranah 3 Warna kok.


Cerita di novel ini diawali dengan kembalinya Alif ke kampung halamannya di Maninjau. Dia ingin sekali ikut tes UMPTN (kalau sekarang namanya SNMPTN) untuk kuliah di Bandung. Awalnya dia pesimis, tapi dari sinilah perjuangan Alif sudah nampak. Berbagai macam buku SMA dia pelajari. Bayangkan! Mempelajari pelajaran kelas X hingga XII dalam waktu singkat? Ckckck. Walaupun dapat nilai pas-pasan di ujian persamaan tingkat SMA, Alif berhasil lolos UMPTN. Alif diterima di HI Unpad.

Nah, kehidupan Alif di Bandung inilah yang membuat saya bertambah semangat ketika membacanya disela-sela beralajar untuk UTS. Dengan biaya pas-pasan, Alif terus belajar dan tak kenal lelah. Alif juga sering mengalami defisit sehingga dia sempat harus berjualan kosmetik door to door. Impiannya menerbitkan artikel di koran terwujud setelah berkali-kali berjuang belajar kepada Togar Perangin-angin, penulis bertangan dingin yang galak. Bahkan Alif mendapat kesempatan untuk menjadi penulis rutin di suatu koran. Bagian ini mengajarkan bahwa man jadda wajada saja tidak cukup, harus diiringi dengan man shabara zhafira (siapa yang sabar akan beruntung). Jadi, setelah susah berusaha, sabarlah akan apapun yang terjadi.

Puncak berjuangan Alif di novel ini adalah ketika dia mengikuti semacam tes pertukaran pelajar. Dengan sedikit diplomasi dan sempat hampir ditolak, akhirnya Alif berhasil lolos dan berangkat ke Kanada. Dalam perjalanan ke Kanada, rombongan Alif transit ke Yordania yang bertanah gurun. Inilah tanah ke-2 yang dimaksud penulis. Di bagian akhir, penulis menceritakan kehidupan Alif di Kanada yang indah, ramah, seru, menyenangkan, ya seperti itulah. Ini lagi-lagi memacu semangat saya. Siapa tahu kan saya bisa meraih impian saya sama seperti Alif? Hehehe.

Bahasa di novel ini tidak berbelit-belit dan banyak kosakata baru tanpa harus membingungkan pembaca. Banyak juga penjelasan tentang berbagai macam hal. Kehidupan tokoh pun rata diceritakan, tidak melulu berhasil juga tidak melulu gagal. Istilah-istilah yang diciptakan pun cukup menggelitik, seperti Si Hitam, Kesatria Berpantun, Rumah Sakit Malas, dan lain sebagainya. Namun deskripsi tentang tempat atau barang yang asing cukup membuat saya bingung. Contohnya saja sewaktu menceritakan Roman Theater di Yordania atau letak sungai dengan rumah Alif di Kanada. Satu lagi, walaupun nuansanya islami, bahasa yang digunakan cukup universal.

Pokoknya novel ini bagus deh. Recommended for everyone! Terutama untuk anak-anak SMA yang lagi suka galau atau suwung. Haha, kayaknya dua "penyakit" itu sering "menyerang" anak-anak SMA deh.

Penasaran kan dengan novel Ranah 3 Warna ini? Beli dong... Eh, atau minjem juga boleh ding.



-anggi-
04/04/2011
8:52 PM
 

2009 ·Semanggi 4 Jari by TNB