Hold on 'til The Night Special Asia Edition

Senin, 23 April 2012

So it's over, yeah we're through
So imma unfriend you
You're the best liar I ever knew
So imma unfriend you...

Udah pernah denger lagu itu kan? Si penyanyi baru aja dapet platinum loh di Indonesia. Yap, Greyson Chance dengan lagu andalannya Unfriend You.

Greyson, yang masih muda banget, sebenernya sudah mengerluarkan album berjudul Hold on 'til The Night. Isinya ada sebelas lagu. Entah mungkin karena fans-nya di Asia sangat banyak dan heboh (bahkan dia udah bolak-balik ke Indonesia berkali-kali, tapi sayang dia belum ketemu saya), tahun ini dikeluarkan lagi album itu, tapi pakai embel-embel "Special Asia Edition".


Jadi, apa bedanya yang pakai embel-embel sama yang nggak pakai? Masih sama sih, tapi ada enam track tambahan plus DVD yang isinya MV dan behind the scene dari beberapa lagu. (hehe, itu namanya nggak sama ya?)

Start from The CD
Seperti yang sudah saya bilang tadi, ada sebelas lagu plus enam lagu tambahan di CD ini. Menurut saya, semua lagu sesuai dengan porsinya. Nggak semua tentang broken heart, falling in love, atau cinta-cinta yang lain. Nggak semua balad atau ngebeat. Yang pasti, suara Greyson yang berat berat imut tereksplor dengan baik. Komposisi musiknya, walaupun kebanyakan diiringi piano, tetap jos!

Di track utama ada Waiting Outside The Lines yang jadi andalan Greyson juga. Ada juga Unfriend You, Home is in Your Eyes, dan Hold on 'til The Night yang amazing banget (saya sampai muter berulang-ulang loh). Ada juga yang slow banget berjudul Cheyenne. Yang mirip musik pantai juga ada: Stranded. Oh, iya, dulu kan Greyson terkenal gara-gara nyanyi Paparazzi dari Lady Gaga di Youtube, nah ada juga lagu yang nuansanya mirip-mirip Paparazzi berjudul Heart Like Stone. Lagu lain yang nggak kalah asyik adalah Little London Girl, Summer Train, Take a Look at Me Now, dan Running Away.

Di bonus track, lagu-lagunya nuansanya nggak beda jauh sama lagu-lagu di track utama, yaitu Slipping Away, Purple Sky, Light up The Dark, dan Fire. Paparazzi juga ada, dibawain sama kaya pas pertama kali Greyson muncul. Last, Waiting Outside The Lines di-remix dengan menambahkan suara Charice (penyanyi dari Filipina kalau nggak salah). Beberapa liriknya ada yang dirubah, tapi jadi tambah bagus. Suara Charice nggak kalah kok sama Greyson.

Watch What's in DVD
Yap, seperti yang sudah saya bilang tadi, ada music video dari beberapa lagu, yaitu Waiting Outside The Lines, Unfriend You, dan Hold on 'til The Night. Kalau penasaran kaya gimana MV itu, nonton aja di Youtube ada kok.

Next, ada behind the scene pembuatan MV tadi, video Paparazzi dimana Greyson nyanyi sambil main piano, video ucapan terima kasih Greyson untuk fans di Asia, dan cerita Greyson tentang lagu-lagu yang dia nyanyiin.

What I Say is...
This album is totally great! Bring satisfaction for his fans, especially those in Asia. Bener-bener merasa dihargai sebagai fans. *terharu*


Oh iya, sebaiknya untuk album-album selanjutnya Greyson tetap menyanyikan lagu yang tepat, sehingga dia bisa mengeksplor suaranya seperti di album ini. Beneran deh, suaranya yang bagus bener-bener ditunjukin di album ini. Menurut saya, selain piano, suara Greyson yang unik adalah kekuatan utama. Fire! Fire!

Yap, this album is worth buying.



-anggi-
24 April 2012
08:24

Isi Hati Pengisi Soal UN

Minggu, 15 April 2012

Yak, seperti yang sudah diberitakan dimana-mana, hari ini Ujian Nasional (UN) SMA. Kalau tahun-tahun sebelumnya saya cuma bisa nyemangatin kakak-kakak kelas, tahun ini saya jadi peserta. Lalu, kenapa saya malah ngeblog? -_-


Sebenarnya saya mau curhat nih. (Apa deh...) Pertama, berita di televisi itu pada kurang update atau bagaimana ya? Masa kebanyakan diberitakan kalau UN jadi penentu utama kelulusan? Kalau itu diberitakan tiga tahun yang lalu sih, emang bener. Tapi kan sekarang ada Ujian Sekolah (US) dan nilai raport juga yang menentukan.

Jadi begini sistemnya. Nilai akhir ujian itu akumulasi dari 60% UN dan 40% nilai sekolah. Nah nilai sekolah itu adalah 60% nilai US dan 40% nilai raport. Untuk bisa lulus, nilai akhir harus lebih dari atau sama dengan 5,5 dan tiap mapel UN minimal 4,0. Begitu...

Oh, saya tahu sekarang. Mungkin orang-orang pikir nilai sekolah lebih bisa "diuwik-uwik" daripada nilai UN kali ya? Kalau belum ngerti makna diuwik-uwik, begini penggambarannya:

Sekolah saya (Alhamdulillah) sekolah yang dipandang unggulan. Kata banyak orang, kemungkinan besar kami akan lulus (amin). Tapi kan ya optimis itu bohong namanya kalau nggak usaha. Iya kan? Saya ikut bimbel yang memang satu kelas isinya anak-anak dari sekolah saya semua. Pas UN memang nggak ada pelajaran tambahan dari bimbel. Nah pas ditanya kenapa, ada guru bimbel bilang gini, "Kalau kalian, nggak usah dikasih tambahan deh ya. Istirahat aja, saya yakin kalian lulus. Kalau dulu kan bener-bener nilai UN yang cuma dipakai, tapi sekarang ada nilai sekolah. Kalian pasti nggak tahu nilai US kalian berapa. Nah disitu sekolah "main". Kalau semisal nilainya lima, ya ditambah sedikit lah jadi delapan." Glek! Masa sih beneran gitu? Ya memang sih soal-soal US itu yang bikin guru-guru sekolah sendiri, tapi saya belum tahu yang mengoreksi US itu guru-guru sekolah lain atau guru-guru sendiri juga.

Sudah ngerti kan penggambaran "diuwik-uwik"? Saya nggak sepenuhnya percaya dengan pendapat guru bimbel saya itu, tapi juga nggak sepenuhnya menyangkal. Jadi mungkin itu pendapat media masa tentang UN tetap menjadi penentu yang terkesan utama.

Curhatan kedua, disamping UN memang menakutkan, kenapa sih media massa kesannya menambah-nambahi kengerian yang sudah ada? Seminggu sebelum UN, banyak berita di koran tentang UN itu sendiri. UN, Guru Curang Diancam Pidana. Kunci Jawaban UN Beredar Lewat SMS. UN, Turunkan 100 Personil. Soal UN SMA Sederajat Kampar Dikumpulkan di Polres.

AAAAAAAAHHHH... Bagaimana tadi saya mengerjakan kok santai-santai saja? Apakah saya kelewat santai? Apakah malah saya sudah siap? Kok kayanya diluar sana penyelenggara UN amat heboh?

Saya jadi dapat satu kata untuk UN: heboh.

Ketiga, kenapa sih UN SMA paling heboh diberitakan dan dilaksanakan? Sampai-sampai ada lima paket soal yang beda. Padahal kan SMP juga ada UN, bahkan SD pun ada UASBN.

Dalam pikiran saya ada tiga alasan untuk ini. Satu, UN SMA paling menentukan untuk masa depan. Maksud saya, kalau SD, kan masih lanjut SMP dan SMP masih lenjut ke SMA. Masih dalam bentuk sekolah gitu loh. Kalau SMA sudah bukan bentuk sekolah, melainkan perguruan tinggi yang hubungannya sama dunia kerja. Dua, mungkin soal UN SMA lebih susah daripada soal UN SMP. (Ya iyalah, Nggi...) Eits, maksud saya rasanya lebih susah UN SMA bagi anak-anak kelas XII daripada UN SMP bagi anak-anak kelas IX. Apalagai kelas VI. Tiga, SMA memang masa-masa heboh.

Keempat, ya bagaimanapun UN must go on. Setelah UN juga ada SNMPTN yang lebih ngeri (katanya). Ntar deh kalau sempet dan kalau ikut, saya juga ngepost tentang SNMPTN deh.

Bagian ini saya gunakan untuk memotivasi diri sendiri ya. Hehe.

Tetap optimis, Nggi! Biarpun di luar sana banyak kehebohan yang terjadi, yang penting kamu sudah persiapan dan do'a. Udah ngerjain soal-soal sampai bejibun, les sampai maghrib, doa bersama plus ibadah-ibadah lainnya, dll. Insya Allah usahamu tidak akan diingkari. Amin. Kalau kamu merasa tenang, tenanglah. Hehe.


Akhir kata, saya ucapkan terima kasih untuk yang membaca post ini dari awal sampai akhir. Kalaupun gaje, maafkan ya. Terima kasih juga untuk orang-orang yang sudah membantu dan mendoakan saya.

Oh, iya ada salah satu ayat favorit saya nih.

Barang siapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari, dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya. (Q. S. Al-Anbiya' 21:95)


-anggi-
16-Apr-2012
13:23



Firts Note After Hiatus : Notes From Qatar

Jumat, 06 April 2012

Untung ya blog itu bukan rumah. Kalau iya, pasti Semanggi 4 Jari sudah berdebu, bersarang laba-laba, bersarang kecoa, dan bersarang hewan-hewan lain karena ditinggal empunya siap-siap ujian akhir.

Yup, Ujian Nasional (UN) kurang lebih memang seminggu lagi, tapi Alhamdulillah ujian-ujian dari sekolah sudah terlewati. Ujian masuk perguruan tinggi juga sudah ada yang mulai. Beberapa minggu yang lalu, saya mencoba ikut tes masuk Politeknik Negeri Semarang, tapi gagal. Saya juga ikut banyak try out, tapi hasilnya belum memenuhi target. Saya jadi berpikir, gimana nanti UN dan SNMPTN. Kok kayak gini terus? Banyak temen yang nilai try out-nya udah 9 bahkan 10.

Disitulah saya inget beberapa pepatah Jepang: saru mo ki kara ochiru (bahkan monyet pun bisa jatuh dari pohon), keizoku wa chikara nari (kegigihan adalah kekuatan), dan nanakorobi yaoki (jatuh tujuh kali, bangun delapan kali). Ini membuat saya berpikir kalau saya masih punya kesempatan asal saya tekun. Ditambah lagi saya nemu buku Notes From Qatar yang isinya cocok dengan tiga pepatah itu.


Pasti banyak yang udah tahu. Selain blog, itu juga judul sebuah buku. Ternyata Notes From Qatar tulisannya Muhammad Assad ini memang diambil dari blognya. Ya semacam Kambing Jantan-nya Raditya Dika gitu deh. Isinya tentang kisah-kisahnya Bang Assad waktu kuliah S2 di Qatar. Nggak melulu pengalaman sih, tapi juga ide-ide, pendapat-pendapat, dan penjelasan-penjelasan masalah sosial keagamaan.

Saya paling suka beberapa part dari buku itu. Pertama, tentang dahsyatnya sedekah--ini yang membuat buku ini terkenal. Bang Assad menceritakan pengalaman sedekahnya yang langsung dapet reward dari Allah swt. Contohnya nonton sepak bola gratis dan naik pesawat kelas bisnis dengan harga ekonomi. Gokil banget! Kedua, bagian-bagian motivasinya, seperti kerja keras untuk mendapat beasiswa, mengalah untuk menang, melihat sesuatu dengan sisi lainnya, sampai menghargai orang lain. Di setiap bab, pasti diselipin ayat Al-Qur'an, hadist, atau kata-kata dari tokoh terkenal. Bang Assad cerita kalau dia bisa seperti sekarang itu nggak gampang. Ia juga pernah jatuh bangun berkali-kali. Menurut dia, untuk meraih sukses kita harus punya 3P: positive, persistence, and pray. Inilah yang membuat saya tertular semangat.

Karena diambil dari blog, bahasa nge-blognya masih terasa. Tapi nggak papa. Jadi buku juga oke kok, banget malah. Bahasanya ringan dan penyampaian maksud juga lancar. Bang Assad pinter banget membuat pembaca paham apa sih sebenernya yang mau disampaiin atau gimana sih yang bagus. Topik yang diangkat juga menggelitik. Tulisan-tulisannya nggak terkesan omong kosong karena si penulis sudah berpengalaman. Sayangnya ada beberapa ejaan yang kurang sempurna. Ya itu tadi, kekhasan blog masih belum hilang.

All in all, buku ini cocok banget dibaca untuk semua kalangan, tapi paling bagus untuk anak-anak muda. Selain Bang Assad masih muda, tapi juga banyak pembelajaran yang bisa diambil berkaitan dengan kehidupan anak muda.

So, ready, set fire, and light the fire! Positive, persistence, and pray!


-anggi-
6 April 2012
16:03
 

2009 ·Semanggi 4 Jari by TNB