Flashback Kembak part 4/4; Anatomist's Words

Minggu, 09 Februari 2014

Sekali waktu aku blogwalking ke blog teman seangkatanku. Dia ikut Kembak dan menceritakan tentang itu juga sama seperti blog ini. Bedanya, Kembak hanya jadi sebagian kecil di postnya tentang 2013. Namun ada tambahan di cerita Kembaknya, "Tapi biasa aja sih." Hmm... Pengalaman yang sama (mungkin nggak persis sih), tapi... tapi aku ngepost sampai empat part. Uyeah. Begitulah persepsi manusia berjalan. Jadi ingat di suatu perjalanan melewati Rembang bersama Om-ku (FYI, di Rembang banyak ladang garam). Om-ku bilang, "Tuhan hebat ya? Bisa adil. Bayangin aja. Para petani minta hujan terus, tapi kalau hujan terus, giliran pencari garam yang protes." Ya gitu deh. Jadi agak setuju kan blog ini pakai tagline "depend on your perspective"? Hehehe.

OK, back to topic.

Pagi terakhirku di Bumi Perkemahan Mangli diawali dengan wudhu untuk sholat Subuh pakai air mineral. Mungkin karena sirine tengah malam sebelumnya, kami setenda kompak telat bangun dan tidak akan cukup waktu untuk turun wudhu. Hahaha mungkin inilah kemah yang sesungguhnya.

Siapa yang Kapok Kembak?
Begitulah pidato penutup dari Ka-Prodi kami, dr. Erie. Beliau dosen Anatomi yang terkenal gemar menjelajah gunung. Jujur aja aku setengah kapok Kembak. Hahaha. It's actually out of my comfort zone. Tapi kalau suatu hari aku agak dipaksa kemah lagi, aku mau kok. (Note it: "agak dipaksa")

Oh ya, aku jadi ingat salah satu kakak pembimbingku di LKMM Dasar, Kak Kibi, pernah menulis status di Facebook:

Mahasiswa itu belum mahasiswa kalau belum ngerjain salah satu dari ini:
a. mendaki
b. touring
c. nulis KTI

Apakah aku sudah mahasiswa versi Kak Kibi?

Oke, mungkin masalahku adalah ketakutanku sendiri. Bahkan membayangkan aku mendaki gunung aja belum pernah. Ditambah film 5 cm yang malah bikin aku tambah males membayangkan gunung. Sebenarnya dalam hati yang terdasar dan tersempit ada sih keinginan menjelajah alam, tapi ya itu... dalam dan sempit. *alasan*

Mungkin Kembak adalah langkah awal gadis pemalas ini berkontak dengan alam. (Hahaha)
Sebagaimana sudah umum diketahui ya: langkah awal itu seberat batu, langkah selanjutnya........

Anyway, these are some snapshots of Kembak which I miss so.

Kebetulan habis pengajian di hutan. (Eh, nggak ding. Haha)


Bareng anakku (Eh, nggak juga ding. Haha). She is Syaffa, the most lovely girl in my batch.
Oh, what a sagged glasses!
And guess what's on my left hand. Yup! Power bank. It's so helpful.

A pathway to a joy

Oh, I miss this place. May be I'll go there again next two years. :)

When the night has come and the land is dark~ and the moon is the only light we see~
Now I won't be afraid~ Now I won't be afraid~
As long as, as you stand by me~


-anggi-
9Feb14
22:18


 

2009 ·Semanggi 4 Jari by TNB