Isi Hati Pengisi Soal UN

Minggu, 15 April 2012

Yak, seperti yang sudah diberitakan dimana-mana, hari ini Ujian Nasional (UN) SMA. Kalau tahun-tahun sebelumnya saya cuma bisa nyemangatin kakak-kakak kelas, tahun ini saya jadi peserta. Lalu, kenapa saya malah ngeblog? -_-


Sebenarnya saya mau curhat nih. (Apa deh...) Pertama, berita di televisi itu pada kurang update atau bagaimana ya? Masa kebanyakan diberitakan kalau UN jadi penentu utama kelulusan? Kalau itu diberitakan tiga tahun yang lalu sih, emang bener. Tapi kan sekarang ada Ujian Sekolah (US) dan nilai raport juga yang menentukan.

Jadi begini sistemnya. Nilai akhir ujian itu akumulasi dari 60% UN dan 40% nilai sekolah. Nah nilai sekolah itu adalah 60% nilai US dan 40% nilai raport. Untuk bisa lulus, nilai akhir harus lebih dari atau sama dengan 5,5 dan tiap mapel UN minimal 4,0. Begitu...

Oh, saya tahu sekarang. Mungkin orang-orang pikir nilai sekolah lebih bisa "diuwik-uwik" daripada nilai UN kali ya? Kalau belum ngerti makna diuwik-uwik, begini penggambarannya:

Sekolah saya (Alhamdulillah) sekolah yang dipandang unggulan. Kata banyak orang, kemungkinan besar kami akan lulus (amin). Tapi kan ya optimis itu bohong namanya kalau nggak usaha. Iya kan? Saya ikut bimbel yang memang satu kelas isinya anak-anak dari sekolah saya semua. Pas UN memang nggak ada pelajaran tambahan dari bimbel. Nah pas ditanya kenapa, ada guru bimbel bilang gini, "Kalau kalian, nggak usah dikasih tambahan deh ya. Istirahat aja, saya yakin kalian lulus. Kalau dulu kan bener-bener nilai UN yang cuma dipakai, tapi sekarang ada nilai sekolah. Kalian pasti nggak tahu nilai US kalian berapa. Nah disitu sekolah "main". Kalau semisal nilainya lima, ya ditambah sedikit lah jadi delapan." Glek! Masa sih beneran gitu? Ya memang sih soal-soal US itu yang bikin guru-guru sekolah sendiri, tapi saya belum tahu yang mengoreksi US itu guru-guru sekolah lain atau guru-guru sendiri juga.

Sudah ngerti kan penggambaran "diuwik-uwik"? Saya nggak sepenuhnya percaya dengan pendapat guru bimbel saya itu, tapi juga nggak sepenuhnya menyangkal. Jadi mungkin itu pendapat media masa tentang UN tetap menjadi penentu yang terkesan utama.

Curhatan kedua, disamping UN memang menakutkan, kenapa sih media massa kesannya menambah-nambahi kengerian yang sudah ada? Seminggu sebelum UN, banyak berita di koran tentang UN itu sendiri. UN, Guru Curang Diancam Pidana. Kunci Jawaban UN Beredar Lewat SMS. UN, Turunkan 100 Personil. Soal UN SMA Sederajat Kampar Dikumpulkan di Polres.

AAAAAAAAHHHH... Bagaimana tadi saya mengerjakan kok santai-santai saja? Apakah saya kelewat santai? Apakah malah saya sudah siap? Kok kayanya diluar sana penyelenggara UN amat heboh?

Saya jadi dapat satu kata untuk UN: heboh.

Ketiga, kenapa sih UN SMA paling heboh diberitakan dan dilaksanakan? Sampai-sampai ada lima paket soal yang beda. Padahal kan SMP juga ada UN, bahkan SD pun ada UASBN.

Dalam pikiran saya ada tiga alasan untuk ini. Satu, UN SMA paling menentukan untuk masa depan. Maksud saya, kalau SD, kan masih lanjut SMP dan SMP masih lenjut ke SMA. Masih dalam bentuk sekolah gitu loh. Kalau SMA sudah bukan bentuk sekolah, melainkan perguruan tinggi yang hubungannya sama dunia kerja. Dua, mungkin soal UN SMA lebih susah daripada soal UN SMP. (Ya iyalah, Nggi...) Eits, maksud saya rasanya lebih susah UN SMA bagi anak-anak kelas XII daripada UN SMP bagi anak-anak kelas IX. Apalagai kelas VI. Tiga, SMA memang masa-masa heboh.

Keempat, ya bagaimanapun UN must go on. Setelah UN juga ada SNMPTN yang lebih ngeri (katanya). Ntar deh kalau sempet dan kalau ikut, saya juga ngepost tentang SNMPTN deh.

Bagian ini saya gunakan untuk memotivasi diri sendiri ya. Hehe.

Tetap optimis, Nggi! Biarpun di luar sana banyak kehebohan yang terjadi, yang penting kamu sudah persiapan dan do'a. Udah ngerjain soal-soal sampai bejibun, les sampai maghrib, doa bersama plus ibadah-ibadah lainnya, dll. Insya Allah usahamu tidak akan diingkari. Amin. Kalau kamu merasa tenang, tenanglah. Hehe.


Akhir kata, saya ucapkan terima kasih untuk yang membaca post ini dari awal sampai akhir. Kalaupun gaje, maafkan ya. Terima kasih juga untuk orang-orang yang sudah membantu dan mendoakan saya.

Oh, iya ada salah satu ayat favorit saya nih.

Barang siapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari, dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya. (Q. S. Al-Anbiya' 21:95)


-anggi-
16-Apr-2012
13:23



0 komentar:

Posting Komentar

 

2009 ·Semanggi 4 Jari by TNB