OK, back to topic.
Pagi terakhirku di Bumi Perkemahan Mangli diawali dengan wudhu untuk sholat Subuh pakai air mineral. Mungkin karena sirine tengah malam sebelumnya, kami setenda kompak telat bangun dan tidak akan cukup waktu untuk turun wudhu. Hahaha mungkin inilah kemah yang sesungguhnya.
Siapa yang Kapok Kembak?
Begitulah pidato penutup dari Ka-Prodi kami, dr. Erie. Beliau dosen Anatomi yang terkenal gemar menjelajah gunung. Jujur aja aku setengah kapok Kembak. Hahaha. It's actually out of my comfort zone. Tapi kalau suatu hari aku agak dipaksa kemah lagi, aku mau kok. (Note it: "agak dipaksa")
Oh ya, aku jadi ingat salah satu kakak pembimbingku di LKMM Dasar, Kak Kibi, pernah menulis status di Facebook:
Mahasiswa itu belum mahasiswa kalau belum ngerjain salah satu dari ini:
a. mendaki
b. touring
c. nulis KTI
Apakah aku sudah mahasiswa versi Kak Kibi?
Oke, mungkin masalahku adalah ketakutanku sendiri. Bahkan membayangkan aku mendaki gunung aja belum pernah. Ditambah film 5 cm yang malah bikin aku tambah males membayangkan gunung. Sebenarnya dalam hati yang terdasar dan tersempit ada sih keinginan menjelajah alam, tapi ya itu... dalam dan sempit. *alasan*
Mungkin Kembak adalah langkah awal gadis pemalas ini berkontak dengan alam. (Hahaha)
Sebagaimana sudah umum diketahui ya: langkah awal itu seberat batu, langkah selanjutnya........
Anyway, these are some snapshots of Kembak which I miss so.
Kebetulan habis pengajian di hutan. (Eh, nggak ding. Haha) |
Bareng anakku (Eh, nggak juga ding. Haha). She is Syaffa, the most lovely girl in my batch. Oh, what a sagged glasses! And guess what's on my left hand. Yup! Power bank. It's so helpful. |
A pathway to a joy |
Oh, I miss this place. May be I'll go there again next two years. :) |
When the night has come and the land is dark~ and the moon is the only light we see~ Now I won't be afraid~ Now I won't be afraid~ As long as, as you stand by me~
-anggi-
9Feb14
22:18
|
0 komentar:
Posting Komentar